Siswa dalam mencapai prestasi belajarnya
dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Berdasarkan studi pendahuluan
tentang pencapaian prestasi akademis pada salah satu SMA negeri di Wilayah UPTD
II Kabupaten Bandung diperoleh keterangan bahwa rata-rata pencapaian prestasi
belajar siswanya selama tiga semester masih di bawah 75. Padahal menurut Gagne
(1965) penguasaan terhadap suatu pembelajaran minimal harus mencapai 80% sebab
bila kurang dari 80% akan berakibat kepada kesulitan dalam mempelajari materi
pelajaran berikutnya.
Bagi sekolah yang
mengembangkan organisasi pembelajar maka masalah ini akan diubahnya menjadi
tantangan yang memanipulasi kondisi eksternal supaya dapat mendukung terhadap
pengembangan kondisi internal dengan cara menanamkan rasa keterikatan siswanya
terhadap sekolah yang pada gilirannya nanti dapat meningkatkan prestasi
belajarnya. Oleh
karena itu dalam penelitian ini dikaji tentang pengaruh sekolah sebagai
organisasi pembelajar dan keterikatan siswa pada sekolah terhadap pencapaian
prestasi belajar siswa. Teori-teori yang secara langsung digunakan sebagai
landasan pelaksanaan penelitian ini terutama yang berkaitan dengan
konsep-konsep tentang belajar, prestasi belajar, organisasi pembelajar, sekolah
sebagai organisasi pembelajar, dan keterikatan siswa pada sekolah.
Penelitian ini menggunakan
metode observasi dengan pendekatan kuantitatif dan tingkat eksplanasinya adalah
asosiatif, serta teknik pengumpulan data yaitu angket skala biasa terhadap 91
siswa SMA Negeri di Wilayah UPTD II Kabupaten Bandung. Teknik sampling random sederhana
digunakan untuk menentukan sejumlah sampel. Teknik pengolahan data menggunakan
regresi linier dengan cara sederhana, ganda, dan MCA. Teknik ini untuk
memprediksi perubahan yang disebabkan pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Uji signifikansi menggunakan uji- F dan uji-t, dan untuk
pengolahan data dalam studi ini menggunakan SPSS 13,0 for windows serta
menggunakan signifikansi alpha Cronbach.
Hasil penelitian
menunjukkan: (1) sekolah sebagai organisasi pembelajar masih kategori rendah
dikarenakan masih kurangnya upaya team learning dan share monitoring (2)
keterikatan siswa pada sekolah memperlihatkan kategori tinggi yang tercermin
dari konsep diri siswa terhadap belajar dan pengembangan diri serta sosial; (3)
prestasi belajar siswa masih kategori rendah yang ditunjukkan dengan rata-rata
nilai raport pada setiap semester masih di bawah 75; (4) sekolah sebagai
organisasi pembelajar memberikan sumbangan pengaruh terhadap prestasi belajar
siswa adalah 1,7% ; (5) keterikatan siswa pada sekolah memberikan sumbangan
pengaruhnya 6% terhadap prestasi belajar siswa; (6) sekolah sebagai organisasi
pembelajar memberi sumbangan pengaruh terhadap keterikatan siswa sebesar 9,4 %.
(7) sekolah sebagai organisasi
pembelajar dan keterikatan siswa pada sekolah memberi sumbangan pengaruh 6,3%
terhadap prestasi belajar siswa; (8) karakteristik siswa perempuan program
studi IPA yang duduk di sekolah dengan skor akreditasi tinggi dan memiliki
keterikatan terhadap sekolah yang tinggi memiliki prestasi lebih tinggi dari
pada karakter lainnya. Sekalipun angka-angka di atas masih kategori rendah
namun berdasarkan banyaknya faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar maka faktor-faktor tersebut tetap memiliki nilai penting.
Sehubungan dengan hal tersebut, direkomendasikan
kepada berbagai pihak untuk melakukan pengkajian lebih lanjut dan melakukan
upaya peningkatan dalam hal (1) meningkatkan efektifitas pembelajaran,
membangun team learning, dan share monitoring; (2) meningkatkan partisipasi dan
komitmen siswa terhadap pembelajaran; (3) dan meningkatkan standar harapan
pencapaian prestasi belajar siswa melalui peningkatan KKM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar