Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh vitalnya keberadaan manusia dalam organisasi, kinerja
guru yang masih dirasakan rendah, dan belum adanya hasil pengukuran kinerja
guru (SMP negeri di kabupaten Majalengka, Jawa Barat) yang research base.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi persepsi
guru tentang supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi
guru (X2) terhadap kinerja mengajar guru (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survey dengan sampel sebanyak 359 guru yang diperoleh dengan teknik stratified
random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Secara
umum kondisi X1 di SMPN kabupaten Majalengka dipersepsikan guru tergolong baik
(69,8%), X2 tergolong baik (77,8%), dan Y tergolong sangat baik (82,0%), (2)
Terdapat korelasi positif yang signifikan antara X1 dengan Y (τX1Y = 0,257),
(3) Terdapat korelasi positif yang signifikan antara X2 dengan Y (τX2Y =
0,405), (4) Terdapat korelasi positif yang signifikan antara X1 dan X2 (secara
bersama-sama) dengan Y (M X1X2Y = 0,44), (5) Kontribusi X1 terhadap Y sebesar
6,60 %, tergolong sangat kecil, sisanya 93,40% adalah kontribusi dari variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, (6) Kontribusi X2 terhadap Y
sebesar 16,40 %, tergolong sangat kecil, sisanya 83,60% adalah kontribusi dari
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, dan (7) Kontribusi
bersama-sama dari X1 dan X2 terhadap Y sebesar19,36 %, tergolong sangat kecil,
sisanya 80,64% adalah kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis
merekomendasikan kepada kepala SMP negeri di kabupaten Majalengka agar
memperbaiki aspek tindak lanjut supervisi akademik, mengingat aspek tersebut
paling rendah dibanding dengan aspek perencanaan supervisi akademik dan aspek
pelaksanaan supervisi akademik, dan kepada guru SMP negeri di kabupaten
Majalengka agar (1) memperbaiki harapan berprestasi (usaha untuk berprestasi),
mengingat aspek tersebut paling rendah dibanding dengan aspek motif berprestasi
(dorongan atau keinginan untuk berprestasi dan aspek insentif, dan (2)
memperbaiki aspek evaluasi pembelajaran, mengingat aspek tersebut paling rendah
dibanding dengan aspek perencanaan pembelajaran dan aspek pelaksanaan
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar