Skripsi ini berjudul Pengembangan Pola
“Pembelajaran Berbasis Masalah“ dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penellitian Tindakan Kelas di SMP Labschool
UPI). Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan
Pola Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa, kendala-kendala dan upaya yang dilakukan serta bagaimana efektifitas
pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan pada pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research, yakni
penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuri, atau sesuatu
usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.
Prosedur yang dilakukan pada penelitian tindakan
kelas ini mengacau pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang dimulai dengan
perencanaan, tindakan, observasi dan reflesksi. Yang menjadi subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Labschool UPI. sedangkan instrumen
yang digunakan dalam teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi,
lembar kerja kelompok siswa dan jurnal. Dari data yang diperoleh menunjukan
bahwa sebagian besar siswa mendukung dan tertarik terhadap pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial, melalui pengembangan pola pembelajaran berbasis masalah.
Karena siswa dengan pola pembelajaran tersebut dibisakan untuk menemukan,
mengalami serta mengkontruksi pengetahuannya yang difasilitasi oleh guru,
selain itu keterlibatan (engagement), dimana siswa dalam proses pembelajaran
diperankan secara aktif sebagai pemecah masalah, siswa dihadapkan pada situasi
yang mendorongnya untuk mampu menemukan masalah dan memecahkannya, serta
melalaui kegiatan sharing yang dikemas dalam diskusi kelompok dan diskusi
kelas, siswa mampu mengekspresikan, mengungkapkan pendapat, dan memahami masalah,
menjadi faktor-faktor keberhasilan yang sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran.
Selain itu berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan guru, dapat disumpulkan bahwa guru menanggapi positif
terhadap pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan mengembangkan pola
pembelajaran berbasis masalah, serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis yang ditunjukan dengan keterlibatan dan keaktifan siswa saat
pembelajaran berlangsung, seperti mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru,
mengungkapkan pendapat, komentar, menanggapi, menghargai perbedaan pendapat
dengan temannya. Begitu juga wawancara dengan siswa, yang menunjukan
ketertarikannya pada pembelajaran tersebut. Berdasarkan uraian diatas,
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan mengembangkan pola pembelajaran
berbasis masalah, mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penerapan pola pembelajaran tersebut ternyata
dapat mengembangkan pembelajaran yang dinamis dan terarah, dengan melibatkan
siswa secara aktif melalui kegiatan mengidentifikasi, memahami, menafsirkan dan
menyelesaikan masalah. Semua faktor keterkaitan antara pola pembelajaran
berbasis masalah dengan kemampuan berpikir kritis, memberikan kontribusi bagi
keberhasilan guru dalam menggunakan pola pembelajaran tersebut. Sehingga dapat
diciptakan suasana pembelajaran yang efektif, serta terciptanya pembelajaran
yang menyenangkan, agar tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang
diharapkan.
Yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Pola Pembelajaran Berbasis Masalah
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, kendala-kendala dan upaya
yang dilakukan serta bagaimana efektifitas pembelajaran berbasis masalah yang
diterapkan pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau , yakni penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan
yang dilakukan dalam disiplin inkuri, atau sesuatu usaha seseorang untuk
memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan
perubahan. Prosedur yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini mengacau
pada model Kemmis dan Mc. Taggart yang dimulai dengan perencanaan, tindakan,
observasi dan reflesksi. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-C SMP Labschool UPI. sedangkan instrumen yang digunakan dalam teknik
pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, lembar kerja
kelompok siswa dan jurnal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar