Profesionalisme tenaga pendidik sangat
berhubungan erat dengan mutu pendidikan, sebab proses belajar sebagai inti dari
pendidikan akan sangat tergantung pada tenaga pendidik yang professional dan
kualitas hasil belajar merupakan ujung tombak kualitas pendidikan. Dengan
anggapan semacam itu, maka keberadaan tenaga pendidik atau guru yang
profesional semakin penting, dan peranan siswa dalam belajar merupakan tumpuan
upaya peningkatan kualitas pendidikan sesuai standar nasional pendidikan. Pasal
35 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan agar
“Pendidikan memiliki Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagai acuan
pengembangan dan pengendalian pendidikan”. Dan pada Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Bab II Pasal 2 menyebutkan “standar nasional pendidikan mencakup
standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana-prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan”. Setelah melakukan observasi
di lapangan ditemukan adanya indikasi latar belakang pendidikan guru yang
bervariasi dari berbagai lulusan perguruan tinggi bahkan terdapat latar
belakang pendidikan guru dari lulusan SMA atau sederajat. Berdasarkan temuan
ini, maka untuk meningkatkan kemampuan profesional Guru SD diperlukan adanya
kegiatan pembinaan terutama di Kecamatan Bekasi Selatan.
Penelitian ini mengggunakan metode kualitatif
yang lebih berdasar pada filsafat fenomenologis. Sedangkan sebagai subyek
penelitian adalah para Guru SD di Kecamatan Bekasi Selatan. Hasilnya
menunjukkan bahwa, Perencanaan pembinaan kemampuan profesional Guru SD di
Kecamatan Bekasi Selatan didasari oleh: Agenda/program kerja Dinas Pendidikan
Kota Bekasi, Dilakukan atas dasar masukan dari para pengawas. Perencanaan dalam
kondisi ini dapat bersifat temporer terngatung masukan atau informasi yang
masuk. Dan perencanaan pembinaan didasari oleh agenda kegiatan gugus. Bentuk
kegiatan pembinaan kemampuan profesional Guru SD di Kecamatan Bekasi Selatan
terdiri dari: Pre-Service Trainning dan In-Sevice Trainning. Dampak Pembinaan
terhadap kemampuan para guru secara bervariasi terlihat dari kemampuan ketika
menjalankan PBM.
Berdasarkan temuan dari
pembahasan penelitian, maka direkomendasikan bahwa, dengan adanya variasi
kebutuhan para guru perlu melakukan maping kegiatan pembinaan kemampuan guru di
masa yang akan datang dengan menekankan pada prioritas kebutuhan guru,
contohnya: program pembinaan yang berkaitan dengan pemanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar